Dewasa ini kita sering sekali melihat sesuatu itu dari bingkai masa lalu, kita sering menangis ketika melihat atau mengingat kejadian-kejadian dimasa lalu. Cerita hidup kita akan terasa indah bila dihiasi dengan perjuangan dan kemenangan yang telah kita raih, maka tak heran bila banyak orang besar yang lahir dari pengalaman dan ingatan dimasa lalu.
Mempelajari sebuah sejarah kehidupan merupakan titik awal kebangkitan kita guna menuju kehidupan yang lebih baik, jika hari ini kita berprilaku buruk maka jangan heran bila suatu hari nanti kita akan menuai banyak penyesalan. Alangkah indahnya suatu agama yang mengenal kepentingan sejarah dalam menuntun umatnya kedalam lembah kebahagiaan, Islam memiliki segudang sejarah hidup yang dapat dijadikan referensi kehidupan dari mulai pertama kali manusia muncul dimuka bumi sampai lahirnya agama yang bernama Islam, bahkan sampai bagaiman dampak dari orang-orang yang tidak mengenal atau tidak mau belajar dari sejarah itu sendiri.
Oleh karenanya kita sebagai umat Islam hendaknya mampu merespon jalur hidup kita untuk dirangkai menjadi sebuah cerita untuk panutan atau contoh bagi generasi-genersi berikutnya. Tentunya dengan mempelajari dan merespon sejarah-sejarah kepahlawanan Islam guna dijadikan referensi atau asas kita dalam menentukan cerita hidup kita. (Bukankah anda bangga bila menjadi kebanggaan keluarga ??).
Menjadi kebanggaan keluarga tidak akan serta merta (begitu saja ) kita dapatkan melainkan harus dengan kerja keras dan pembuktian diri kita bahwa kita mampu dan bisa untuk dibanggakan, kita tidak mungkin menjadi kebanggaan keluarga bila sejarah kehidupan kita jelek atau buruk atau blesak , maka mulailah dari sekarang belajar sejarah untuk dapat menulis sejarah kita dengan kebaikan (banyak dari kita yang bercita-cita membahagiakan orang tua, namun cita-cita itu hanya menjadi hantu pada diri kita sendiri karena kita takut memulainya dengan tindakan yang nyata ). Maka jangan pernah takut untuk menghadapi rintangan dalam perjalanan kita, karena melewati rintangan itu merupakan jalan pintas untuk mencapai tujuan.
Sejarah kebangkitan Islam sampai runtuhnya Islam meninggalkan banyak sekali pribadi-pribadi yang menjadi pemimpin dengan jalan dan landasan yang benar, sehingga sangat mustahil sekali bila kita menjadi pemimpin dengan citra dan cerita kita yang dihiasi dengan keburukan,(warna putih bagaimanapun bagusnya akan nampak kusam bila terdapat noda walau setitik). Ingat bahwa setiap pribadi Islam adalah seorang pemimpin gunakan kesempaan memimpin itu dengan sempurna dan hiasilah kepemimpinanmu dengan hal-hal yang indah sebab sekali saja anda mendapat noda akan membawa orang-orang disekitar anda tindak lagi mempercayainya.
Diceritakan semasa syeh ibnu malik mengarang Al Fiyah dan baru sampai pada bait
Beliau mengalami kemusykilan. Hingga beliau tidak mampu lagi untuk melanjutkn kitab yang akan dikarangnya, bait-bait Al fiyah yang sebelumnya telah tersusun dan terproyeksikan dalam pikiran beliau seakan-akan sirna begitu saja tanpa bekas yang berarti dan tanpa sebab yang dimengertinya, setelah beberapa hari kemudian dalam sebuah tidurnya beliau bermimpi bertemu dengan seseorang yang tidak dikenalnya, dalam mimpinya tersebut orang tadi bertanya kepada Ibnu Malik “saya mendengar bahwa kamu telah mengarang kitab Alfiyah yang menerangkan ilmu Nahwu, benarkah itu”? ya jawabnya. “sampai dimanakah kamu mengarang kitab tersebut”? beliu kemudian mejawab sampai batas karangannya, “ mengapa kamu tidak melanjutkannya ? semenjak hari itu saya tidak mampu. “apakah kamu ingin melanjutkannya?. Sudah barang tentu saya ingin melanjutkan karangan tersebut” jawabnya. kalau kamu memeng masih ingin melanjutkannya ketahuilah wahai Ibnu Malik bahwasannya seorang yang masih hidup terkadang mampu untuk mengalahkan seribu orang mati” mendengar jawaban ini Ibnu malik merasa kaget, saat itulah beliau tersadar dari apa yang ia ucapkan dalam salah satu bait yang dikarangnya.

Dalam bait tersebut jelas sekali beliau lebih mengunggulkan kitab Alfiyah hasil karyanya ketimbang kitab Alfiyah hasil karya ibnu mukti yang juga bernama Alfiyah. Secara spontanitas beliau bertanya “apakah kamu yang bernama Ibnu Mukti”? orang tersebut menganggukkan kepala. Seketika itu juga Ibnu Malik merasa malu kepada Ibnu Mukti. Keesokan harinya beliau kemudian meralat lafadz yang telah di kiaskan oleh Ibnu Mukti dangan bait yang lain.

Itulah sekelumit cerita atau kisah yang dialami syiekh Ibnu Malik sewaktu mengarang kitab Alfiyah, dari situ kita bisa mengambil hikmah yang besar bahwa “ sehebat apapun kepandaian yang kita miliki kita tak perlu sombong dengan membanggakan diri sendiri sebagai yang terbaik dari yang lain.
Ibnu Malik adalah ulama besar, kini beliau telah meninggalkan kita, beliau wafat pada malam Rabu tanggal 12 Sya’ban 672 H. Tapi namanya sampai sat ini masih kita sebut, dan hasil karyanya masih kita geluti. Beliau seakan-akan masih hidup ditengah-tengah kita. Dan marilah kita do’akan semoga Allah Swt. menerima semua amal bijak beliau. Amin. Wallahu a'lam

Sumber : Ibnu hamdun, Al Asmuny )
Oleh : Al baqier
ASAL USUL ILMU NAHWU
Di Posting Oleh : Al-Baqier


Sebab musabab Abul Aswad mengarang ilmu nahwu yaitu ketika beliau brsama putrinya sedang bercengkrama di depan teras rumah sambil menikmati panorama malam yang penuh dengan gemerlapnya bintang. Saat itulah sang putri berkata kepadanya “ “

( dengan maksud alangkah indahnya langit diatas sana ) ucapan sang putri ini dijawab oleh beliau “ yang membuat indahnya langit adalah bintang gemintang yang bertaburan” mendengar jawaban ini putrinaya merasa heran lalu berkata “ wahai ayahku, bukan itu yang ananda maksudkan tapi yang nanda maksud adalah kekaguman akan keindahan langit” perkataan sangputri ini menjadikan abul aswad mengerti akan maksud yang sebenarnya yang dikehendaki putrinya, karena sebelumnya abul aswad menyangka bahwa sang putri betanya tentang hal yang membuat indahnya langit. Kemudian dengan penuh kasih sayang beliau menegur putrinya yang tercinta :”jika yang kamu kehendaki adalah kekaguman tentang keindahan langit maka katakanlah “Ma Ahsana Assamaa “ dengan menfathahkan nunnya lafadz “Ma Ahsanus Samaa“.
Keesoakan harinya abul aswad pergi kerumahnya Sayyidina Ali untuk menyampaikan peristiwa semalam yang dialami oleh putrinya, dengan penuh rasa hormat beliau berkata : “ Wahai Amirul mukminin, telah terjadi pada diri putri hamba suatu hal yang hamba tidak mengerti, mungkin Amirul mukminin bisa memberikan jalan keluarnya.”kemudian Orang yang pertama kali menyusun Ilmu Nahwu adalah Syeikh Abul Aswad, beliau hidup semasa kekhalifahan Sayyidina Ali.
beliau menceritakan prihal perkataan putrinya semalam. Mendengar ceria ini Sayyidina Ali berkata :” ketahuilah wahai Abul Aswad, semua itu terjadi karena percampuran bahasa Arab dan bahasa asing (‘ajam) setelah itu beliau memerintahkan kepada Abul Aswad agar membeli selembar keratas. Selang beberapa hari kemudian Sayyidina Ali mengajarkan tentang Qoidah-qoidah lughot arab kepada Abul Aswad beliau menyuruh agar Abul Aswad mencatatnya. Yang pertama kali beliau ajarkan adalah masalah pembagian kalam yang jumlahnya ada tiga bagian yaitu : Isim, Fiil, dan Huruf. Kemudian beliau menjelaskan tentang jumlah yang menjadi sighot ta’ajub. Setelah itu sayyidina Ali memerintahkan kepada Abul Aswad agar mencari contoh-contoh lain yang sama dengan apa yang diajarkan oleh beliau. Dari sinilah ilmu ini kemudian dinamakan ilmu nahwu yang artinya contoh atau misal.



Sumber : muuqoddimah mukhtasor jiddan

Habiburrahman el-Shirazy (lahir di Semarang, Jawa Tengah,30 September 1976; umur 32 tahun) atau yang biasa di sapa Kang Abik adalah sarjana Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir dikenal sebagai dai, novelis, dan penyair. Karya-karyanya banyak diminati tak hanya di Indonesia, tapi juga negara-negara tetangga seperti Malysia, Singapura dan Brunai. Karya-karya fiksinya dinilai dapat membangun jiwa dan menumbuhkan semangat berprestasi pembaca. Diantara karya-karyanya yang telah beredar dipasaran adalah Ayat-ayat cinta (telah dibuat versi filmnya, 2004), Di atas sajadah cinta (telah disinetronkan Trans TV, 2004), Ketika cinta berbuah surga (2005), pudarnya pesona kleopatra (2005), Ketika cinta bertasbih 1 (2007), Ketika cinta bertasbih 2 (Desember, 2007) dan Dalam mihrab cinta(2007). Kini sedang merampungkan Langit Makkah berwarna merah, Bidadari bermata bintang, dan Bulan madu di Yerussalem.

Selengkapanya....

HAMKA, atau yang kita kenal dengan Sebuatan Buya Hamka adalah akronim kepada nama sebenar Haji Abdul Malik bin Abdul Karim Amrullah. Beliau adalah seorang ulama, aktivis politik dan penulis Indonesia yang amat terkenal di alam Nusantara. Beliau lahir tanggal 17 Februari 1908 di kampung Molek, Maninjau, Sumatera Barat, Indonesia. Ayahnya ialah Syeikh Abdul Karim bin Amrullah atau dikenali sebagai Haji Rasul, seorang pelopor Gerakan Islah (tajdid) di Minangkabau, sekembalinya dari Makkah pada tahun 1906.

Hamka mendapat pendidikan rendah di Sekolah Dasar Maninjau hingga kelas 2. Ketika usia HAMKA mencapai 10 tahun, ayahnya telah mendirikan Sumatera Thawalib di Padang Panjang. Di situ Hamka mempelajari agama dan mendalami bahasa Arab. Hamka juga pernah mengikuti pengajaran agama di surau dan masjid yang diberikan ulama terkenal seperti Syeikh Ibrahim Musa, Syeikh Ahmad Rasyid, Sutan Mansur, R.M. Surjopranoto dan Ki Bagus Hadikusumo.
Selengkapnya.......

Nama Lengkapnya adalah; Muhammad Hasyim Asy’ari ibn ‘Abd Al-Wahid ibn ‘Abd Al-Halim -Pangeran Bona ibn ‘Abd Al-Rahman / Jaka Tingkir- ibn Sultan Hadiwijoyo ibn ‘Abdullah ibn ‘ Abd Al-Aziz ibn ‘Abd Al-Fatih ibn Maulana Ishaq ibn Raden ‘Ainul Yaqin yang bergelar Sunan Giri.
Lahir pada hari Selasa Kliwon 24 Dzul Qo’dah 1287 H atau bertepatan dengan 14 Februari 1871 M tepatnya di sebuah desa bernama Gedang Jombang Jawa Timur.
Pendiri Nahdlatul Ulama -NU- ini semasa kecil sudah mendapat pendidikan dari sang Romo langsung, terutama dalam bidang Al – Qur’an dan lain sebagainya. Setelah itu Hasyim kecil pergi menjelajah menuntut ilmu ke berbagai Pondok Pesantren seperti Shona, Siwalan Buduran, Langitan Tuban, Demangan Bangkalan, dan terakhir Sidoarjo. Di Sidoarjo Hasyim merasa terkesan untuk terus melanjutkan studinya ia langsung berguru pada sang Kiayi yang tak lain adalah K.H. Ya’kub. Karena kehalusan budi Hasyim lambat laun Kiyai Ya’kub merasakan kebaikan serta Ketulusan Pribadi Hasyim dalam menuntut ilmu. Akhirnya Hasyim dikawinkan dengan puteri sang kiyai yaitu Nyai Kahdijah tepatnya saat Hasyim berusia 21
th. Setelah menikah Hasyim langsung melaksanakan ibadah Haji bersama sang Istri. Sekembalinya dari tanah suci, rupanya Hasyim mendapat titah dari sang mertua untuk kembali pergi ke tanah Suci untuk menuntut ilmu disana -Hal ini karena tradisi saat itu bahwa seorang ulama belumlah dikatakan cukup ilmunya jika belum mengaji di Mekkah selama bertahun tahun- Ditempat itu Beliau mempelajari banyak bidang keilmuan seperti Ilmu fiqih Syafi’iyah serta Ilmu Hadist terutama literatur Shahih Bukhori Muslim.
7 bulan berlalu lamanya ketika itu Beliau sedang sangat bersemangat dalam menuntut ilmu, bersamaan itu beliau harus kehilangan Sang Isteri tercinta yang meninggal saat melahirkan anak petama mereka, akhirnya sang idaman hatipun tak berhasil diselamatkan. Walau demikian, hal ini tidak mematahkan semangat juang untuk terus menuntut ilmu. Semasa tinggal di Makkah Al-Mukaromah beliau banyak berguru pada Ulama terkenal saat itu seperti; Syekh Ahmad Amin Al-Athor, Sayyid Sultan ibn Hasyim, Sayyid Ahmad ibn hasan Al-Athor, Syekh Sayyid Yamani, Sayyid Alawi ibn Ahmad Al-Saqqaf, Sayyid Abbas Maliki, Sayyid ‘Abd Allah Al-Zawawi, Syekh Shaleh Bafadhal, dan Syekh Sultan Hasyim Dagastani.
Beliau tinggal di Mekkah selama +7
th lamanya, tepatnya pada tahun 1900 M atau 1314 H beliau memutuskan untuk pulang ke kampung halamannya, ditempat itu beliau membuka pengajian yang kemudian menjelma menjadi daerah terkemuka di seantero Jawa.
Bagi Hasyim, semangat mengembangkan ilmu pengetahuan tidak ada putus – putusnya. Ia selalu merasa tidak puas terhadap apa yang dicapai pada saat itu, semangat ini kemudian mendorong Hasyim untuk terus mengembangkan pengetahuan yang ia punya kedaerah lainnya. Akhirnya beliau memutuskan untuk menetap dan mengembangkan Islam didaerah yang terkenal Hitam “Tepat pada tanggal 26 Rabi’ul Awwal 1320 H bertepatan dengan 06 Februari 1906 M beliau mendirikan Pondok Pesantren Tebu Ireng, Alhasil dari kegigihannya dalam mengembangkan Islam Pondok itu kini menjelma menjadi pondok yang terkenal keilmuannya.
Disamping bidang keagamaan beliau juga aktiv dibidang sosial, hal ini dbuktikan dalam perannya mendirikan Oganisasi Nahdlatul Ulama atau kini yang lebih populer disebut NU, NU beliau dirikan bersama Ulama besar lainnya seperti Syekh ‘Abd Al-Wahhab & Syekh Bishri Syanuri tepatnya pada tanggal 31 Januari 1926 M atau 16 Rajab 1344 H.Organisasi ini hampir menjadi Oganisasi wajib bagi Ulama Jawa khususnya sebagai tolak ukur bahwa mereka penganut Ahlus Sunah yang diajnjikan masuk Surga Oleh Rosulullah SAW.
Hadlrotu As-Syekh Hasyim As’ariy wafat dengan sangat Mulia tepatnya pada malam Ramadhan Pkl. 03.45 tanggal 07 ramadhan 1366 H / 25 Juli 1949 M dalam usia genap 79
th. Semoga apa yang telah beliau lakukan untuk Negri ini bisa menjadi washilah baginya menuju Jalan Terbaik dikehidupannya kini. Amiin Ya Robbal Alamin.

Intelektualisme Pesantren Seri 2.

Written By El-F@ta 1428 H

Abu Hamid Muhammad Ibnu Muhammad Ibnu Ahmad, dilahirkan pada tahun 450 H/ 1059 di Thus daerah Khurasan. Ia dikenal dengan Al - Ghazali karena ayahnya pemintal tenun wol atau karena ia berasal dari desa Ghazalah. Beliau wafat pada tahun 505 H / 1111.
Pendidikannya dimulai didaerahnya yaitu belajar kepada Ahmad Ibnu Muhammad al - Razkani al - Thusi, setelah itu pindah ke Jurjan ke pendidikan yang dipimpin oleh Abu Nash al-Ismaili mempelajari semua bidang agama dan bahasa, setelah tamat kembali ke Thus belajar tasawuf dengan Syekh Yusuf al - Nassaj (wafat 487 H) , kemudian ke Nisyapur belajar kepada Abul Ma'al al-Juwaini yang bergelar Imam al - Haramain dan melanjutkan pelajaran Tasawuf kepada Syekh Abu Ali al - Fadhl Ibnu Muhammad Ibnu Ali al - Farmadi, dan ia mulai mengajar dan menulis dalam Ilmu Fiqh.

Setelah Imam al - Juwaini wafat ia pindah ke Mu'askar mengikuti berbagai forum diskusi dan seminar kalangan ulama dan intelektual dan dengan segala kecermelangannya membawanya menjadi guru besar di perguruan Nidzamiyah di Baghdad pada tahun 484 H, disamping memberikan kuliah, ia juga mengkaji filsafat Yunani dan filsafat Islam. Kecermelangan, keharuman namanya dan kesenangan duniawi yang melimpah ruah di Baghdad melebihi ketika ia di Mu'askar, dikota ini ia sakit dan secara tiba-tiba meninggalkan Baghdad mengundurkan diri dari kegemerlapan duniawi tersebut.

Mulai th 488 H/ 1095 ia ke Damaskus. di Masjid Umawi ia ber'itiqaf dan berzikir dipuncak menara sebelah barat sepanjang hari dengan makan dan minum yang terbatas. Ia memasuki suluk sufi dengan riyadhah dan mujahadah terus menerus seperti itu selama 2 tahun di Damaskus. Setelah itu pergi ke Baitul Maqdis di Palestina, setiap hari ia masuk Qubbah Shahrah untuk berzikir, ia juga ke al - Khalil berziarah ke makam Nabi Ibrahim as. Setelah dari Palestina, ia melaksanakan ibadah haji di Mekkah dan berziarah ke makam Rasullulah di Madinah.

Ia pernah kembali ke Baghdad untuk mengajar di Perguruan Nidzamiyah Baghdad, namum tidak berapa lama kemudian kembali ke Thus dan mendirikan khanaqah untuk para sufi dan mendirikan madrasah untuk mengajar ilmu Tasawuf.
Karya - karya tulis Al-Ghazali meliputi berbagai bidang keislaman, Kalam, Fiqh, Filsafat, Tasawuf dan lain lainnya yang berbentuk buku maupun risalah.
Kitab kitab Al -Ghazali yang membahas tentang Tasawuf :

6. Mizan al - 'Amal

7. Al - Ma'arif al-Aqliah wa Lubab al - Hikmah al - Ilahiyah

8. Ihya 'Ulumiddin

9. Al - Maqshad al - Astna Fi Syarh Asma al - Husna

10. Bidayat al - Hidayah

11. Al - Madhnun Bih 'ala Ghairi Ahlil

12. Kaimiya al - Sa'adah

13. Misykat al - Anwar

14. Al - Kasyf Wa al - Tabyin Fi Ghurur al - Naas Ajma'in

15. Al - Munqidz Min al - Dhalal

16. Al - Durrat al Fakhirah Fi Kasyf 'Ulumi al - Akhirah

17. Minhaj al - 'Abidin Ila Jannati Rabbi al - 'Alamin

18. Al - Arba'in Fi Ushul al - Din

Tasawuf Al - Ghazali menghimpun akidah, syariat dan akhlak dalam suatu sistematika yang kuat dan amat berbobot, karena teori - teori tasawufnya lahir dari kajian dan pengalaman pribadi setelah melaksanakan suluk dalam riyadhah dan mujahadah yang intensif dan berkesinambungan, sehingga dapat dikatakan bahwa seumur hidupnya ia bertasawuf.
Dalam pandangannya, Ilmu Tasawuf mengandung 2 bagian penting, pertama menyangkut ilmu mu'amalah dan bagian kedua menyangkut ilmu mukasyafah, hal ini diuraikan dalam karyanya Ihya 'Ulumiddin, Al -Ghazali menyusun menjadi 4 bab utama dan masing-masing dibagi lagi kedalam 10 pasal yaitu :

· Bab pertama : tentang ibadah (rubu' al - ibadah)
· Bab kedua : tentang adat istiadat (rubu' al - adat)
· Bab ketiga : tentang hal -hal yang mencelakakan (rubu' al - muhlikat)
· Bab keempat : tentang maqamat dan ahwal (rubu' al - munjiyat)

Menurutnya, perjalanan tasawuf itu pada hakekatnya adalah pembersihan diri dan pembeningan hati terus menerus sehingga mampu mencapai musyahadah. Oleh karena itu ia menekankan pentingnya pelatihan jiwa, penempaan moral atau akhlak yang terpuji baik disisi manusia maupun Tuhan.
Imam Al -Ghazali yang bergelar Hujjatul Islam meninggal dikota kelahirannya Thus pada hari Senin 14 Jumadil Akhir 505 H.
Disarikan dari :
"Ajaran dan Teladan Para Sufi", karangan Drs H.M. Laily Mansur, L.PH. Penerbit - PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1996.
.........
Di sadur dari http://fajar.ibrahim.tripod.com